TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsudin secara resmi menyerahkan sertifikat hak paten plat beton ringan Flyslab, yang merupakan karya warga Batam, di Harbourbay, Kamis (11/10). Sertifikat diterima langsung oleh penemunya, Ir Sulistyana MT bersamaan dengan seremoni pembukaan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) 2012.
Flyslab sendiri
merupakan hasil inovasi dalam bidang konstruksi, dimana plat beton
ringan ini mengalami reduksi sehingga massanya lebih ringan hingga 50
persen dibanding plat beton konvensional--namun memiliki kapasitas dan
mutu sama.
Ir Sulistyana MT yang ditemui usai
acara mengungkapkan, plat beton ringan hasil ciptaannya itu hingga kini
sudah banyak diaplikasikan untuk pembangunan gedung bertingkat di Batam,
Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan. "Selama setahun disosialisasikan,
Flyslab diterima dengan sangat baik oleh pelaku konstruksi. Melalui work
shop di berbagai daerah tenyata sambutannya luar biasa. Mereka
rata-rata langsung menerima karena bisa menjawab kebutuhan saat ini,"
kata Sulistyana.
Selain kelebihan-kelebihan
dari sisi teknis, kehadiran Flyslab juga dinilai memiliki nilai
strategis dari sudut pandang SDM, lingkungan hidup, waktu, hingga
masalah tata ruang. Ia mencontohkan, saat ini regenerasi tenaga tukang
sangat minim. Sesuai perkembangan jaman, kini tukang dianggap sebagai
pekerjaan yang kurang prospektif sehingga keberadaannya juga kian
berkurang. Padahal laju pembangunan terus berkembang. "Dengan aplikasi
Flyslab yang lebih simpel dan praktis otomatis ini menjawab atas kondisi
minimnya tukang saat ini," kata pria yang juga Carik Punggowo Batam
itu.
Menyangkut lingkungan hidup, dijelaskan
bahwa aplikasi plat beton ringan ini dipastikan sisa atau sampah dalam
sebuah proyek relatif sedikit. Selain tak menyisakan kayu-kayu sebagai
alat bantu, di sekitar pembangunan gedung dipastikan tidak ada
limbah-limbah proyek yang tidak ramah lingkungan. Misalnya saja campuran
semen atau debu kimia lainnya. "Dengan minimnya penggunaan kayu berarti
juga membantu meminimalisir penebangan kayu," kata Sulistyana lagi.
Ditambahkan,
kehadiran barang yang lebih aplikatif ini juga terbukti bisa memangkas
item pekerjaan dalam sebuah proyek. Dengan demikian waktu pengerjaan
juga lebih singkat dan tak terpengaruh cuaca. "Ini sekaligus memenuhi
efisiensi, dalam arti tak bisa lagi leluasa terjadi pencurian mutu
bangunan atau permainan kongkalikong lain dalam sebuah proyek," ujarnya
santai.
"Soal tata ruang jelas ini sangat
menguntungkan. Cukup dengan alat bantu seadanya, proyek bisa dikerjakan.
Crane bisa menyesuaikan lokasi, bahkan kalaupun terpaksa kerekan pun
bisa digunakan untuk menarik plat," ujarnya.
Sulis
menyatakan sangat bersyukur karena karyanya bisa diterima dan dianggap
mampu memenuhi kebutuhan saat ini. Sampai kini sejumlah proyek besar
sudah menggunakan hasil karyanya tersebut. Selain hotel, ruko, real
estate dan lain-lain yang ada di Batam, plat beton ringan juga sudah
digunakan untuk pembangunan kantor bupati Semarang, gedung rumah sakit
di Ngawi, hotel bertingkat di Pekanbaru hingga hotel di Lampung. (*)
Editor : widodo
2 komentar:
sippp
Luar biasa sekali mas...
Posting Komentar